Shutter speed Dalam istilah fotografi, Kecepatan rana atau Shutter Speed adalah ukuran kecepatan rana membakar medium penangkap cahaya (lebih umum disebut film atau sensor digital).
Umumnya Kecepatan rana terdiri dari urutan angka 8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 2, dan 1. Angka ini merupakan angka kebalikan dari lama pajanan dalam detik. Misalnya angka 30 berarti 1/30 detik, dan seterusnya.
Untuk kecepatan rana lebih lama dari 1 detik menggunakan tanda ". Sementara kecepatan rana bebas sesuai dengan pemencetan tombol rana oleh fotografer diberi tanda B(Bulb).
Namun angka tersebut tidaklah mutlak. Banyak produsen kamera menggunakan kecepatan rana yang hanya mendekati angka tersebut.
Tingkap atau apertur (en:aperture) adalah lubang pada bidang diafragma tempat berlalunya sinar luminasi. Karakter bentuk dan ukuran tingkap menentukan bentuk zona Fresnel dan difraksi Fresnel yang terjadi.
Nilai sebuah tingkap (en:aperture value, aperture ratio) pada jeda 1 stop berkisar antara:f/1, f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6 dst. Pada jeda 1/3 stop berkisar antara:f/1, f/1.1, f/1.2, f/1.4, f/1.6, f/1.8, f/2, f/2.2, f/2.5, f/2.8, f/3.2 dst. Nilai bukaan (en:f-number) adalah nilai penyebut dari aperture value, pada jeda 1 stop berkisar antara 1, 1.4, 2, 2.8, 4, 5.6 dst.
Pada saat sebuah tingkap diturunkan nilai stopnya (nilai bukaan mengecil), yang terjadi adalah blur defokus pada batas kedalaman ruang akan menurun, pada saat yang sama, blur difraksi akan meningkat. Keberadaan kedua faktor yang saling bertolak belakang ini yang mengharuskan seorang fotografer mencari satu nilai bukaan dengan kedua blur tersebut pada nilai minimumnya(Gibson 1975, 64) sehingga didapatkan citra dengan ketajaman optimal.[2]
Tips Memakai Tripod Dengan Baik
Ada 12 alasan kita membutuhkan tripod:
memotret HDR, memotret dalam mode BULB dan long exposure lainnya,
memotret landscape, indoor dan masih banyak kebutuhan lainnya disini.
Kalau anda sudah memutuskan untuk menyisihkan waktu untuk memilih tripod, kepala tripod dan lalu membelinya, ada baiknya anda tahu beberapa cara memakai tripod dengan baik. Silahkan:
- Susunlah Komposisi Terlebih Dahulu. Karena menyiapkan lalu memasang tripod menyita waktu, pertimbangkan terlabih dahulu komposisi foto yang akan dibuat. Berjalanlah kebeberapa titik dan eksplorasilah subyek foto dari angle yang berbeda intiplah melalui viewfinder jika perlu) sampai anda puas baru tripod bisa diset.
- Carilah Permukaan Rata. Saat menggunakan tripod, carilah permukaan rata untuk pijakan kaki-kakinya sehingga membantu tripod lebih tenang, kokoh dan stabil. Jika memungkinkan, hindari permukaan yang gampang memantul seperti platform kayu/logam yang berada di dekat jalan (tripod pada jembatan penyeberangan hampir tidak berguna).
- Gunakan Serendah Mungkin. Saat memungkinkan, gunakan tripod pada posisi yang serendah mungkin dengan tanah sehingga meminimalkan vibrasi. Rentangan kaki-kaki tripod juga lebih lebar sehingga lebih kokoh.
- Jangan Gunakan Kolom Tengah. Hindari menaikkan tiang tripod yang menyangga kamera karena akan membuat tripod lebih labil. Kalau butuh angle yang lebih tinggi, pindahkan posisi pemotretan.
- Jaga Level Keseimbangan. Pelat tempat kamera menempel sebaiknya selalu rata dan horisontal, gunakan gelembung yang biasanya ada di tripod untuk memeriksa level. Saat memotret di lereng/permukaan miring, pendekkan kaki yang ada di permukaan tertinggi dan usahakan dua kaki yang lain menjejak di sisi terendah untuk stabilitas maksimal.
- Kalau anda banyak memakai kamera di oriantasi portrait, gunakan Pelat – L untuk meningkatkan stabilitas.
- Manfaatkan Tripod Collar Untuk Lensa Tele. Karena lensa tele dan super tele pasti berat, mereka bisa mengubah pusat kesetimbang tripod. Lensa ini biasanya dari sononya dibekali collar khusus, jadi manfaatkan untuk membantu tripod menjaga kestabilan.
- Kasih Pemberat. Tripod yang bagus biasanya diberi hook. Disaat yang kritis, hook ini bisa dikasih pemberat dengan tali untuk menambah stabilitas.
Memahami Konsep ISO
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
- Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
- Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Secara garis besar:
- Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
- Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
- Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
sumber : http://belfot.com/memahami-konsep-iso-pada-fotografi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar