UNSUR SUARA DALAM FILM
tgl. 06 februari 2015
Suara dalam film memiliki unsur–unsur yang dapat dipilah–pilah untuk memudahkan proses penciptaan dan penggarapannya. Unsur-unsur suara ini terbagi menjadi 3 unsur, yaitu: Speech/Percakapan, Musik dan Efek.
Suara dalam film memiliki unsur–unsur yang dapat dipilah–pilah untuk memudahkan proses penciptaan dan penggarapannya. Unsur-unsur suara ini terbagi menjadi 3 unsur, yaitu: Speech/Percakapan, Musik dan Efek.
SPEECH
Speech merupakan unsur suara yang isinya
berupa percakapan dari tokoh didalam film. Speech terbagi menjadi 4, yaitu
Monolog, Dialog, Narration dan Direct Address.
- Monolog adalah percakapan tanpa lawan bicara, maksudnya adalah ketika seorang tokoh berbicara dengan dirinya sendiri tanpa ada pendengar.
- Dialog adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara dengan satu orang lain atau lebih.
- Narration/Narasi adalah pecakapan dimana tokoh yang berbicara tidak terlihat didalam frame, yang biasanya dipakai sebagai pengantar adegan. Narasi merupakan pengantar adegan yang efisien untuk menjelaskan permasalahan tanpa perlu melakukan visualisasi. Narasi dapat membangun kredibilitas cerita dan mengajak penonton untuk memasuki permasalahan.
- Direct Address adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara langsung kearah penonton.
MUSIK
Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam sebuah
cerita, dimana gambar dan suara sudah tidak mampu lagi memperkuat efek
dramatis, tetapi apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu menampilkan efek
dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih memperkuat efek tersebut.
Karena dengan menggunakan musik, pembuat film dapat mengendalikan emosi
penonton dalam mengikuti cerita. Musik dalam film dapat digunakan untuk
menaikan atau menurunkan emosi penonton, sesuai dengan kebutuhan cerita.
Kehadiran musik digunakan untuk merangsang dan mengarahkan perasaan sesuai
dengan apa yang dilihat secara visual : senang, sedih, takut, tertekan, dan
lain-lain.
Sumber dramatis dari musik dalam sebuah adegan dapat bersifat berkaitan
dengan adegan, atau fungsional dan realitas.
1. Musik Fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan dramatisasi
didalam film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita, biasa disebut musik
ilustrasi. Musik yang didengar oleh penonton tidak berasal dari sumber suara
dalam adegan maupun didengar oleh karakter dalam adegan.
2. Musik Realitas, yaitu musik yang berasal dari dalam ruang adegan cerita.
Fungsinya untuk menciptakan kesan realita, contohnya musik ketika tokoh berada
di diskotik. Dalam hal ini, musik yang didengar oleh penonton juga didengar
oleh karakter dalam film.
Sumber musik bisa diperoleh dari musik jadi
yang dibeli, atau score orisinal.
Musik jadi biasanya dijual dalam bentuk
AudioCD, berasal dari kumpulan pustaka musik. Musik dikomposisi dan direkam
sehingga dapat digunakan pada editing moduler untuk mengakomodasi panjang scene
dan klimaks.
Sumber lain musik adalah dari mengkomposisi
secara orisinal dan merekam khusus untuk film yang dikerjakan. Dapat dicapai
se-kompleks mengikutsertakan skala orkestra, atau bisa sesederhana dubbing
seorang penyanyi.
Dalam mengkomposisikan musik, pada poin yang
sama, komposer dan editor akan menciptakan yang disebut sebagai “click track”.
Ini merupakan jalur suara yang terdiri dari jalur click yang ditempatkan
bersinggungan dengan gambar dengan tujuan menyatukan ritme perpotongan dan
klimaks. Click track ini disediakan untuk membimbing komposer, dan selanjutnya,
musisi dalam menjaga ketukan dengan film.
Setelah musik telah dikomposisi, langkah
berikutnya adalah merekamnya. Untuk skor orchestral, musisi mengatur dan
menciptakan iringan di sebuah studio rekaman yang disebut “scoring stage”. Di
sana, mereka menyaksikan film dengan layar yang lebar sambil mendengarkan click
track dengan headphone. Dibimbing oleh komposer, orkestra memainkan musik
sesuai pilihan. Musik kemudian direkam dalam multi-track untuk penggabungan
selanjutnya.
Score yang telah dikomposisi kemudian dimainkan
oleh seorang pemusik, sedangkan komposer individual bertanggung jawab terhadap
keseluruhan jalur suara khusus musik.
EFEK SUARA
Efek suara merupakan suara – selain dialog –
yang dihasilkan oleh orang ataupun benda, bersamaan dengan suara-suara yang
muncul secara alami pada latar belakang. Efek suara dalam film digunakan untuk
menekankan informasi yang hendak disampaikan, memberikan kesan realita didalam
ruang cerita, menciptakan ilusi dan juga mood dalam cerita. Efek suara bisa
berkaitan dengan kejadian di dalam atau di luar screen.
Berdasarkan fungsinya, efek suara dibagi
menjadi 2:
1. Efek Fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk menambahkan efek
dramatisasi didalam film.
2. Efek Realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari dalam ruang
adegan cerita, digunakan untuk menciptakan realita didalam ruang cerita film.
Berdasarkan jenisnya, efek suara dalam film
dibagi menjadi 2:
- Spot Effect, yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara tertentu, misalnya suara pintu, suara ketukan, suara ban pecah dll.
- General Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai sumber disuatu tempat, baik jauh maupun dekat, misalnya suara didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun suara lingkungan (ambience/atmosphere). General effect masih dibagi lagi menjadi 3:
- Yang bersifat background, yaitu suara yang timbul dari lingkungan, jauh maupun dekat, biasanya level suaranya rendah, misalnya suara burung, suasana kantor, ombak dipantai dll.
- Dengan kekerasan yang tetap dan durasi panjang (steady state), misalnya mesin pabrik, generator dll.
- Yang bersifat intermittent, kekerasannya bervariasi tetapi secara periodik berulang, misalnya suara traffic.
Efek suara dalam film bisa berasal dari 3
sumber:
- Production Sound, yaitu efek suara yang direkam dilapangan. Yang direkam bersaman dengan gambar, ataupun juga yang direkam tersendiri disaat tidak sedang dilakukan shooting.
- Foley, yaitu efek suara yang direkam pada tahap paska produksi mengikuti gambar.
- Sound
Library, yaitu kumpulan efek suara yang sudah direkam sebelumnya yang
dijual dan bisa dipergunakan dengan bebas
sumber : http://tatasuaraindonesia.blogspot.com/2012/09/unsur-suara-dalam-film.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar